Kamis, 22 Desember 2011

"Kisah Inspiratif ; sebuah solusi produktif bagi mereka yang gundah dalam menentukan 'cita-cita'."

Naiklah ke Satu Lantai lagi

“Dikisahkan”, ada seorang anak Gadis yang selalu berkata pada Ibunya bahwa kalau besar nanti, ia akan menjadi seorang Dokter agar dapat membantu orang-orang yang sakit. Sang Ibu pun hanya tersenyum dan menjawab “Kalau kau ingin menjadi Dokter, tekunilah pelajaran Biologi, Matematika dan Bahasa Inggris. Karena itu yang akan menuntunmu menjadi Dokter” pesan sang Ibu pada buah hatinya.

Dua tahun berlalu, dan kini ia duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Pertama. Ia cemberut dan gelisah saat tengah kesulitan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya untuk menyelesaikan soal-soal Matematika, Fisika dan Biologi. Melihat kemampuannya dalam bidang Sains sangat rendah, ia pun berencana mengubah keinginaannya menjadi seorang Dokter. Kemudian ia mengadukan pada ibunya.

“Bu, boleh gak aku mengubah cita-citaku?”

“Kenapa,nak?”
“Dulu, Ibu pernah berkata, kalau ingin menjadi Dokter maka tekunilah pelajaran Biologi, Matematika dan Bahasa Inggris. Ternyata, pelajaran-pelajaran itu jauh lebih sulit dibandingkan pelajaran lainnya. Bisakah aku menawar cita-citaku untuk tidak menjadi dokter, Bu?”Pintanya dengan nada merayu
Sang Ibu hanya menjawab “Naiklah ke satu lantai lagi , Nak” “Kalau kau igin mengubah cita-citamu, Naiklah ke satu lantai lagi. Pelajari apa yang kau bisa dan tekunilah. Maka, itu yang akan menjadi cita-citamu nanti.”

Tahun demi tahun pun berjalan, si Gadis pun kian dewasa nan cantik. Kali ini, ia telah duduk di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Atas. Ia terlihat tengah mengerjakan soal-sola ujian yang akan menentukan apakah ia mampu menjadi Dokter atau tidak. Ia berpikir, untuk meraih cita-cita tidaklah semudah mengucapkannya.

Pada suatu ketika, sank Ibu mendampingi si Gadis belajar. Di sela-sela si Gadis belajar, sesekali sang Ibu bertanya
“apa kau masih bercita-cita menjadi dokter, Nak?”
“Aku masih akan mencoba, Bu. Tapi kalau aku tak lulus dalam pelajaran Fisika, Matematika dan Biologi saat pengumuman nanti, aku tak akan mau menjadi dokter lagi.” Jawab sang anak.
Sang ibu tersenyum seraya berkata “Naiklah ke satu lantai lagi, Nak”

Jawaban itulah yang masih terus membuat si Gadis penasaran hingga akhirnya ia berdiri di depan papan pengumuman, dan betapa terkejutnya dikala ia menemukan namanya berada di urutan kelima teratas dari deretan siswa-siswa yang lulus dalam ujian akhir. Padahal sebelumnya ia tak yakin bisa lulus dalam mata pelajaran tersulit pada bidang-bidang yang ia geluti. Ia pun pulang dengan tersenyum puas pada ibunya.
“Aku lulus, Bu”
“Baguslah. Oya, apa masih berhasrat untuk menjadi seorang Dokter”
Si Gadis mendadak lesu seketika. ia sadar benar, betapa sulitnya mengikuti ujian-ujian yang telah menyita waktunya dan mengambil masa remajanya selama ini. Kerena demi cita-cita, ia tak ingin mengenal dunianya sebagai seorang Gadis yang jatuh cinta dan bersenang-senang dengan temen-temannya yang lain. Is tertunduk di hadapan Ibunya.

“Sepertinya aku tidak mau menjadi dokter, bu”
“Baguslah, dan naiklah ke satu lantai lagi”
Akhirnya si gadis yang sejak dulu merasa penasaran memberanikan diri untuk bertanya  pada ibunya tentang arti dari ucapan itu.

“Apa maksud dari naiklah ke satu lantai lagi, Bu?”
Sang ibu dengan santai menjawab, “Cita-cita menjadi Dokter bukanlah satu-satunya cita-cita tertinggi dari semua cita-cita yang ada. Cita-cita yang sebenarnya adalah “ketika kau telah meraih sesuatu yang membuatmu senang, nyaman dan tidak berkeluh-kesah atas kesulitan yang kau hadapi”. Selama ini, kau telah mengeluhkan mata pelajaran atas cita-citamu. Jadi sejak dulu Ibu tahu kau tidak sanggup menjadi seorang Dokter. Karena itu, carilah cita-cita lain yang kau senangi mata pelajaran dan dunianya, dan kau tidak membuang masa remajamu yang indah. Anakku, cita-cita yang berharga adalah ketika kau telah melakukan sesuatu tanpa menangis dan merasa berat untuk menyelesaikannya.”

Anak Gadis itupun menangis di hadapan Ibunya. Ia baru tahu tentang arti naik ke satu lantai lagi. Ya, ia harus menyenangi  sesuatu yang kan menjadi cita-citanya. “Bagaiman mungkin kita akan berhasil menjadi seorang Dokter jika kita tidak menyukai ujian-ujian yang akan menaikkan levelnya sebagai seorang dokter?” tanyanya pada dirinya.
Lima tahun berlalu, dan si anak tengah menghadiri acara wisuda di kampusnya. Menariknya, ia lulus dengan predikat cumlaude, tetapi bukan untuk jurusan Kedokteraan melainkan jurusan Pendidikan Keguruan. Nantinya, ia akan menjadikan murid-muridnya pintar dan berhasil meraih cita-citanya.  Ibunya berkata”Tidak menjadi Dokter tak kan membuatmu menyesal jika kau menjadi seorang yang lebih tinggi dari itu”

Dan ternyata menjadi orang yang dapat mencerdaskan orang lain adalah jawaban dari cita-citanya selama ini. Naiklah ke satu lantai lagi. Jika anda ingin berbuat lebih sukses, anada harus melakukan usaha yang jauh lebih maju lagi. Mari, kita gapai cita-cita kita bersama senyum nyaman dan gairah semangat yang tenang.

Written By : Alfarobi
                  Taken from "MR.Alasan", Vanny Chrisma W.

1 komentar:

  1. Inspirasi adalah Sebuah keutuhan dan keputusan dengan sperti apa kita melakukan dan bertindak keras terhadap Apa yang kita lakukan dan cita citakan..dan Aku sangat senang dengan Inspirasi meskipun jagat raya atau esensi tidak sama dengan orAng orAng yaang Inspirasi

    BalasHapus