Minggu, 02 Januari 2011

SELAMAT DATANG INDUSTRIALISASI DI PULAU GARAM; KEARIFAN BUDAYA LOKAL MADURA SIAP MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI MENUJU AKSELERASI PEMBANGUNAN MADURA

Kearifan budaya lokal merupakan pengetahuan lokal yang mengandung nilai-nilai luhur dan sudah sedemikian menyatu dengan sistem kepercayaan, norma, budaya serta  diekspresikan dalam tradisi dan mitos yang dianut oleh sekelompok masyarakat dalam jangka waktu yang lama. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwasanya kearifan budaya lokal senantiasa terefleksi dalam kehidupan masyarakat di suatu daerah dan menjadi ikon khas dari daerah tersebut. Begitupula di Pulau Madura, Pulau yang akrab dengan sebutan Pulau Garam ini kaya dengan beraneka ragam kearifan budaya lokal.  Kearifan budaya lokal Pulau Madura tersebut telah menjadi ikon khas yang telah mengantarkan masyarakat Madura memiliki nama di kancah Nasional, semisal budaya kerapan sapi, sape sono’ serta tali persaudaraan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Madura.
Budaya Madura mengandung nilai-nilai luhur dan filosofi yang mampu menstimulus Orang Madura untuk menjadi pribadi yang luhur dan berprestasi. Namun sangat disayangkan sekali, globalisasi mulai memudarkan kesadaran Orang Madura utamanya jajaran pemerintah terhadap eksistensi serta kiprah budaya.  Dalam menerapkan suatu kebijakan terkait dengan akselerasi pembangunan, seringkali pemerintah tidak mengindahkan kearifan budaya lokal. Padahal, tanpa mereka sadari secara kasat mata budaya telah menjiwai pembangunan Madura sejak masa silam yang lalu, dan ia akan senantiasa menyokong akselerasi pembangunan di era globalisasi ini. Berikut dipaparkan sekilas tentang budaya Orang Madura yang seringkali diimarjinalkan dari permukaan kehidupan global;
·                     Motivasi kerja ulet, rajin menabung serta rohaniah dan mental agama sangat kuat, karena didikan sejak kecil, terutama melalui pondok pesantren. Hal ini mengindikasikan bahwasanya Orang Madura yang merupakan subjek sekaligus objek pembangunan memiliki etos kerja dan pribadi yang sangat baik. Sehingga akan sangat mendukung terhadap suksesnya akselerasi pembangunan Madura.
·                     Budaya dari leluhur yang diperoleh secara turun temurun, yaitu Buppa’ Bebuh Guru Rato, merupakan ketaatan kepada orang tua (bapak, ibu, guru, dan pemerintah). Termasuk kesetiawakawanan sebagai satu suku, dan budaya toron atau mudik bisa memperkuat silaturahim. Hal ini sangat dibutuhkan dalam management industrialisasi dan modernisasi karena sangat mendukung relasi antar subjek pembangunan sekaligus ketaatan pada hukum secara otomatis akan tercipta.
·                     Ungkapan budaya Madura: mon kerras pa-akerres (jika mampu dan kompeten untuk berkompetisi maka harus wibawa, kharismatik, dan efektif layaknya sebilah keris) kiranya dapat mengilhami para individu entitas etnik Madura untuk meraih keberhasilan dan ketenteraman dalam menjalani kehidupan yang berdaya di dunia industrialisasi. Hal seperti inilah yang akan sangat mendukung dan mendasari pembangunan Madura. Ungkapan itu yang selalu menjiwai dan menstimulus Orang Madura agar tidak mudah dijadikan hamba bagi investor asing dan industrialisasi.
·                     Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Sifat Patriotisme yang tinggi dari Orang Madura senantiasa menjadi motivator bagi Orang Madura untuk selalu membangun Madura khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Terdapat budaya Madura yang kontraversial, bagi ranah publik budaya ini telah menjadi oretan hitam dalam pribadi Orang Madura. Budaya tersebut adalah “Carok”. Satu budaya yang sangat terkenal dan telah merefleksikan kepribadian orang Madura yang keras dan angkuh.  Jika kita mau berfikir lebih bijak, dalam budaya Carok tersebut terdapat unsur pembelaan diri dari ancaman luar. Jika orang-orang khususnya Orang Madura mampu mengambil nilai filosofi dari carok, akan menimbulkan rasa patriotisme tinggi dan pembangunan Madura tidak akan dikuasai oleh pihak asing, seperti halnya yang telah terjadi di Pulau Batam.
Uraian singkat mengenai budaya Madura yang telah dipaparkan sebelumnya cukup sebagai indikator bahwasanya Pembangunan seperti apapun yang akan dilaksanakan di era globalisai akan tetap terealisasi tanpa harus mengabaikan dan menghilangkan kearifan budaya lokal. Menjaga dan tetap merealisasikan budaya dalam akselerasi pembangunan bukan berarti statis dengan tradisi yang primitif dan anti terhadap filterisasi budaya asing.
Satu hal yang perlu diingat dari dampak pembangunan adalah, mobilisasi penduduk pendatang dari luar Madura ke Madura, termasuk investor yang berminat menanamkan modalnya. Hal ini tidak menutup kemungkinan budaya asing akan masuk dan akan terjadinya pergeseran nilai (value) karena terjadi interaksi antara pendatang dengan penduduk lokal  yang sulit dihindari. Dalam kondisi seperti ini, peranan kearifan budaya lokal sebagai media filterisasi budaya asing sangat dibutuhkan.
Refleksi budaya yang berkaitan dengan tradisi dalam prespektif modern tentunya tidak sekadar membangga-banggakan masa lalu dengan romantisme yang jauh dari realitas masa kini. Berhubung pembangunan menuju hari esok, orientasi seharusnya ditujukan ke masa depan. Begitupula dengan budaya Madura, budaya Madura tidak sekedar menjajikan romantisme masa lalu yang tetap statis dengan nilai tradisi yang primitif. Budaya Madura mengandung nilai-nilai luhur yang tetap memiliki orientasi ke masa depan pembangunan Madura. 
Pembangunan Madura haruslah tetap berbasis pada kearifan budaya lokal Madura. Hal ini merupakan faktor utama pendukung akselerasi pembangunan Madura yang perlu diperhatikan oleh pemerintah khususnya tim management pembangunan Madura. Madura tidak akan lagi sekadar tempat pembangunan, sehingga orang Madura tidak akan menjadi manusia-manusia marginal di tanah kelahiranya sendiri. Selain itu, Orang Madura punya hak menolak hal-hal yang bisa mencemari nilai-nilai spiritual dan kultural masyarakat Madura. Dengan demikian, pembangunan berjalan dalam iklim demokratis, dan melegakan hati semua pihak.
Maka dari itu, dengan kearifan budaya lokal, Madura  mengucapkan "selamat datang" Industrialisasi, Kami siap dengan tantangan globalisasi menuju akselerasi pembangunan Madura.

Written By: Naili 
Asrama Putri Smaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar